Categories Nostalgia

Cerita Guru Rifani: Disuruh Abah Guru Sekumpul Mengajar

Dalam sebuah kajian di Masjid Nurul Iman, Indrasari-Martapura, Tuan Guru H. Ahmad Rifani menceritakan bahwa beliau mendapat izin mengajar dari Abah Guru Sekumpul.
Saat itu, Guru Rifani mengenang, beliau baru lulus di pesantren Darussalam. Seorang temannya yang juga lulus, mengajak bertamu ke kediaman Abah Guru Sekumpul. Awalnya, Guru Rifani merasa sungkan, namun karena bujukan sang teman, akhirnya beliau mau menemaninya bertamu ke Sekumpul.
Di kediaman Abah Guru, para tamu berjejer mengantre masuk. Usai giliran sang teman, Guru Rifani yang menghadap Abah Guru.
“Ikam baapa?” kata Abah Guru.
“Ulun mangganii (kawan yang sebelumnya) aja guru ai.”
“Imbah ikam tamat jua lah?” ujar Abah Guru.
Guru Rifani mengiyakan.
“Ikam maajar di Izharil Ulum (Kampung Melayu)-lah,” kata Abah Guru kemudian.
Mendengar perintah itu, Guru Rifani terkejut.
“Padahakan lawan Guru Bakhit-lah (pengajar di Izharil Ulum): Ujar aku. Aku nang nyuruh to,” sambung Abah Guru Sekumpul.
Menurut Guru Rifani, peristiwa tersebut disaksikan oleh salah satu ulama Martapura (Guru Idris) yang kebetulan pada saat itu ada di rumah Abah Guru Sekumpul.
Sekira 25 tahun yang lalu, Guru Rifani bertemu dengan Guru Idris. Guru Idris bertanya, “Guru Rifani, dahulu ikam napa nang dipandir lawan Guru (Sekumpul). Nang ikam baelang bahari. Apang guru pina serius banar?”
“Eh di mana tahu?” kata Guru Rifani.
“Aku di situ bahari,” ujar Guru Idris.
Guru Rifani pun menceritakan isi pembicaraan itu dengan Guru Idris.
***
Meski disuruh mengajar di Izharil Ulum, Guru Rifani merasa sungkan untuk menyampaikan pesan Abah Guru Sekumpul pada Guru Bakhit. Di antara pertimbangan Guru Rifani: Pengajar di Izharil Ulum saat itu sudah lengkap.
Tak lama kemudian, Guru Rifani mendapat panggilan untuk mengajar di Ponpes Darussalam. “Hari itu dikiyau, hari itu maajar,” kata Guru.
Ketika sudah mengajar di Darussalam, Guru Rifani masih merasa tak enak hati, karena tidak melaksanakan apa yang sudah diperintahkan Abah Guru Sekumpul pada beliau.
Selang beberapa waktu kemudian, beliau kembali bertamu ke kediaman Abah Guru Sekumpul dan mengatakan bahwa beliau tidak mengajar di Izharil Ulum, tapi mengajar di Darussalam.
“Maksudan aku, asal maajar aja,” ujar Abah Guru Sekumpul.
“Maka semalam, ikam bepadah. Ada urang mencari guru. Ya ka tidak, ikam nang kukirim,” sambung Abah Guru.(*)
Sumber: Video dengan judul “PERTEMUAN KE-8 PENGAJIAN KITAB SABILAL MUHTADIN OLEH KH. AHMAD RIFANI (17 JANUARI 2023) sekitar menit 51.40-54.56.
Penulis: Muhammad Bulkini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *